Rabu, 09 Juni 2010

kebudayaan cina tertua dibanten

Perpustakaan Halwany

Jaga, Pelihara, Lestarikan Budaya Daerahmu Cermin Jati Diri Bangsa
Rabu, 16 April 2008
Kebudayaan Cina Tertua Di Banten

DN. Halwany

Sejarah bisa diungkapkan lewat peninggalan-peninggalan masyarakat terdahulu dari segala segi aktivitas dan kreativitas, seperti dilihat dari bentuk – bentuk bangunan, prabotan rumah tangga, persejataan dan karya seni yang menjadi tolak ukur dari nilai-nilai budaya masysarakat pada masa itu. Seperti halnya di Banten banyak terdapat benda-benda bersejarah yang memiliki nilai historis yang dapat menyiratkan suatu riwayat tertentu, baik kejayaan maupun kesuraman suatu masa dalam sejarah.

Di Banten ada sebuah peninggalan kuno bangsa Cina yaitu klenteng yang saat ini merupakan Vihara Budha. Selain orang keturunan Cina yang sering berkunjung kesini banyak pula para turis macanegara dan lokal mengunjungi klenteng ini, karena mereka ingin melihat klenteng Cina yang dibangun pada masa sultan Banten dan konon klenteng tertua di Indonesia. Dari beberapa petugas serta pengawas klenteng itu, diperoleh keterangan serupa bahwa Kleteng kami tertua di Jawa, juga di Indonesia ! ujar Sha Ceng (55 tahun) pengawas sehari-hari klenteng itu.

Dahulu kampung Pabean memang banyak dihuni oleh orang-orang Cina daerah pelabuhan itu sangat ramai tetapi jauh dari tempat sembahyangnya orang Cina oleh karena itu kerajaan Banten memberikan bangunan kepada orang-orang Cina di Pabean sebuah bangunan besar bekas kantor bea (douane) pada masa VOC di pelabuhan Banten. Bangunan bekas kantor douane itu kemudian di rubah menjadi klenteng dengan nama Bio Hud Couw. Keterangan ini hampir sama dengan yang dipaparkan oleh She Cang bahwa klenteng yang dijaganya sejak tahun 1963 samapi sekarang, semula rumah biasa milik seorang Kapten VOC yang diserahkan untuk dijadikan tempat sembahyang orang Cina, dan pada saat itu orang Cina di Banten lebih dari 1300 kepala keluarga.

Kemudian dalam proses selanjutnya bangunan klenteng itu mengalami perluasan beberapa puluh meter di areal kosong bagian kiri kanan banguan juga bagian depan maupun belakang bangunan tersebut, sedangkan di ruang lainnya yang melengkapi beberapa tempat penampungan para jemaah klenteng. pembangunan yang terus dilakukan secara bertahap di sekitar klenteng memang tidak merubah keaslian klenteng itu sendiri apa lagi yang terletak dibagian tengah klenteng karena diguankan sebagai altar.

Meskipun klenteng ini sudah berusia 500 tahun, kesan tua dan membosankan untuk di pandang memenag tidak terpancar sama sekali di banguanan ini, hal ini lebih banyak disebabkan selain karena perluasan bangunan di sekitar bangunan asli klenteng juga beberapa pengaruh warna cet merah dengan kombinasi warna kuning yang menyala. Cat yang banyak melekat didinding tiang serta kusen lainya memeang sering diperbaharui. Agar warna cat tidak mudar dan tetap indah dipandang para pengunjung.

Lokasi klenteng Cina ini terletak di sebelah barat bangunan Benteng Speelwijk (Benteng yang dibuat Belanda), berjarak puluhan meter saja karena dipisahkan oleh sebuah parit. Klenteng ini di bangun pada masa awal Kerajaan Banten, waktu itu Banten dikenal sebagai pelabuhan rempah-rempah. Bangunan klenteng ini memiliki ciri khas tersendiri sama seperti bangunan-bangunan bersejarah di Banten pada umumnya, tetapi bangunan klenteng amat terpelihara dengan baik dan masih berfungsi sebagai tempat peribadatan para pemeluk agama Budha hingga kini bahkan dalam perkembangannya di sekitar klenteng ini sekarang cukup banyak berdiri penginapan yang khusus di bangun untuk menampung para pengunjung klenteng dari luar kota yang ingin bermalam.

Kita tengok sejarah hubungan antara kesultanaan Banten dengan bangsa Cina pada masa itu, dilihat dari catatan arkeologi pada setiap tahun banyak perahu Cina yang berlabuh di Banten, mereka datang untuk berdagang dan melakukan perdagangan dengan cara barter/menukar dengan lada sebagai bahan utamanya, pada tahun 1614 di Banten ada 4 buah perahu Cina yang rata-rata berukuran 300 ton. Sedangkan menurut catatan J. P. Coen perahu Cina membawa barang dagangan bernilai 300.000 real dengan menggunakan 6 buah perahu. Selain sebagai pedagang orang-orang Cina datang ke Banten sebagai imigran (Clive Day, 1958:69). Intensitas kehadiran para pedagang Cina cukup meramaikan dalam perdagangan di Banten diiringi pula dengan kehadiran imigran yang berfekwensi cukup tinggi.

Mata uang Cina yang ditemukan de Houtman di Banten (Rouffer, 1915:122) sebagai tanda peran serta bangsa Cina pada perdagangan di Baten tidak bisa diangap ringan. Penemuan mata uang Cina ini oleh tim arkeolodi di Keraton Surosowan terdapat tulisan Yung Cheng T’ung Pou = Coinage of Stable Peace yang berarti pembuatan mata uang untuk kesetabialn dan perdamaian, sedangkan pada koin sebaliknya diketahui huruf Manchu yang artinya tidak diketahui. Mata uang Cina tersebut berbentuk bulat berlubang segi empat, diameter 2.25-2.80 cm, tebal 0.10-0.18 cm, dan diameter lubang 0.45-0.60 cm. (Halwany, 1993:36)

Sumber Data :

1. Halwany Michrob & Mujahid Hudori, 1993, Catatan Masa Lalu Banten

2. Halwany Michrob, 1997, Dissertation “Historical Reconstruction and Modern Development of The Islamic City of Banten, Indonesia
Halwany Michrob, 1993, Ekspor – Impor Di Zaman Kesultanan Banten
Diposkan oleh Rayat Kule di 18:18
0 komentar:

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
Perpustakaan Halwany

* Biografi Halwany
* Cerita Halwany
* List Buku Perpus Halwany
* Referensi Buku

Artikel Seputar Banten

* ► 2010 (2)
o ► Januari (2)
+ Pernikahan Adat Baduy
+ Pantun Buhun Urang Kanekes

* ► 2009 (27)
o ► Desember (2)
+ Seren Taun Cisungsang
+ Menyibak Misteri Salakanegara
o ► Oktober (2)
+ Mesin Pencetak Uang Kuno Ada Di Museum Banten
+ Kota Banten Pernah Diibaratkan Amsterdam
o ► September (1)
+ KRAKATAU PENUH MISTERY
o ► Agustus (3)
+ Cerita Rakyat Banten “Runuhnya Kesultanan Banten”
+ Cerita Rakyat Banten “Gubernur Jendral Herman Will...
+ Cerita Rakyat Banten "Prabu Pucuk Umun Vs Sultan M...
o ► Juli (3)
+ Bertani Adat Leluhur Baduy
+ Prasasti Masa Islam Di Pandeglang
+ KH. Asnawi Caringin - Banten
o ► Juni (4)
+ Pernikahan Adat Banten
+ Lapangan Terbang Gorda Peninggalan Jepang Di Bant...
+ Syekh Yusuf Abul Mahasin al-Taj al-Khalwati al-Mak...
+ Syekh Maulana Mansyuruddin Cikadueun - Pandeglang
o ► Mei (3)
+ Tradisi “Seba” Peninggalan Adat Leluhur Baduy
+ Hukum Adat Leluhur Baduy
+ Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani
o ► Maret (1)
+ A’zimat dan Izim Orang Banten
o ► Februari (8)
+ Sejarah Banten Dalam Literlatur Tahun
+ Banten Girang Gerbang Kerajaan Banten
+ Ujung Kulon Dalam Lintasan Sejarah
+ Antara Debus Banten dan Deboah Aceh
+ Banten Dalam Keragaman Agama
+ Bahasa Orang Banten
+ Batik Kebantenan
+ Banten Dalam Lintasan Sejarah

* ▼ 2008 (27)
o ► Juli (3)
+ Perjuangan Rakyat Banten
+ Peristiwa Geger Cilegon 1888
+ A Mission of Two Ambassadors from Bantam
o ► Juni (10)
+ Wisata Arkeologi Banten Lama, Situs-situs yang Tak...
+ Wisata Ziarah di Reruntuhan Kerajaan Banten, Bersi...
+ Wisata Budaya Banten
+ Karangantu Gerbang Dagang Internasional Banten
+ Banten, Dulu Kini dan Mendatang
+ Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa
+ Kesenian Ya Lail Dan Qosidah Di Banten
+ Refleksi Masa Lalu Sebagai Cermin Masa Kini
+ Peran Kiyai dan Jawara Banten
+ Old of Banten Heritage
o ▼ April (14)
+ Kesenian Tradisional Banten Bernafaskan Islam
+ Teknologi Air Bersih Zaman Kesultanan Banten
+ Ceritra Diri
+ Arsitektur Kuno Di Banten
+ Si Bunda Puisi Banten yang Terlupakan
+ Kebudayaan Cina Tertua Di Banten
+ Sejarah Pra Islam Dan Berkembangnya Islam Di Bante...
+ Tragedi Berdarah Cilegon 1888
+ Keramik Banten Tempo Doeloe
+ Misteri Perjalanan Dendles Di Banten
+ Dua Duta Besar Pertama Banten Ke London 1682
+ Selubung Rahasia Di Banten Selatan
+ Banten Bergolak 1945
+ Kesenian Tradisional Banten (debus)

D. Naufal Halwany
Foto Saya

Rayat Kule

Lihat profil lengkapku
Perpushalwany.info

* cari sesuatu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar